Friday, May 6, 2016

keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar



KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERDU DI RINON
PULO BREUH KABUPATEN
ACEH BESAR

1Indri Yetti, 2Nailul Muna, 3Novia Vivi Yanti dan 4Syukriah
1,2,3 Program Studi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
4 Alumni  Program Studi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

ABSTRAK
Pulau Breuh adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat laut pulau Sumatera dan di sebelah barat laut pulau Weh Pulau ini memiliki keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang sangat beragam karena alamnya yang masih terjaga. Salah satu hewan avertebrata yang banyak dijumpai di kawasan ini adalah spesies serangga termasuk serangga perdu. Penelitian tentang keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar telah dilakukan pada bulan Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan indeks keanekaragaman dari serangga perdu di Desa Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu dengan memilih perdu yang banyak terdapat serangga serta pengambilan sampel secara hand sortir. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 222 spesies yang terdiri 17 genus, 7 ordo, 9 famili. Perhitungan  Indeks keanekaragaman menggunakan rumus Shanon Whiener yang indeks keanekaragaman termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai 3.0615.

Kata Kunci: Indeks Keanekaragaman, Serangga Perdu, Rinon Pulo Breuh





PENDAHULUAN

            Pulau Breuh adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat laut pulau Sumatera dan di sebelah barat laut pulau Weh. Secara administratif pulau ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pulau ini memiliki keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang sangat beragam karena alamnya yang masih terjaga. Salah satu hewan avertebrta yang banyak dijumpai di kawasan ini adalah spesies serangga termasuk serangga perdu. Serangga adalah kelompok filum avertebrata yang paling banyak dijumpai di permukaan bumi, karena tubuhnya yang kecil, kemampuannya menyesuaikan diri terhadap lingkungan sangat cepat, dan kemampuan reproduksinya yang tinggi sehingga keberadaanya sangat mudah ditemukan di permukaan bumi tidak terkecuali di kepulauan Breuh sendiri.
Menurut Nurdin (2000 : 42), “Serangga merupakan kelompok organisme yang paling banyak jenisnya dibandingkan dengan kelompok organisme lainnya dalam Phylum Arthropoda. Hingga saat ini telah diketahui sebanyak lebih kurang 950.000 spesies serangga di dunia, atau sekitar 59,5% dari total organisme yang telah dideskripsi. Tingkat keragaman serangga yang sangat tinggi dapat beradaptasi pada berbagai kondisi habitat, baik yang alamiah seperti hutan-hutan primer maupun habitat buatan manusia seperti lahan pertanian dan perkebunan”. Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. 
Keanekaragaman serangga yang terdapat di Rinon Pulau Breuh, Aceh Besar  sangat tinggi, salah satunya adalah  kelompok serangga perdu. Serangga perdu merupakan serangga yang hidup dan beraktivitas di tanaman perdu. Tanaman perdu adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya yang lebih rendah, biasanya kurang dari 5-6 meter.
            Menurut Haneda (2013 : 42), “Keanekaragaman serangga diyakini dapat digunakan sebagai salah satu bioindikator kondisi suatu ekosistem. Oleh karena itu, pentingnya peranan serangga dalam ekosistem dan begitu banyak jenis serangga yang belum teridentifikasi, maka upaya untuk mengkaji keanekaragaman serangga dalam ekosistem hutan menjadi suatu objek yang layak untuk dilakukan”.
Menurut Nursaidah (2013 : 65), “Keanekaragaman serangga baik dalam hal kelimpahan dan kepunahan maupun kekayaannya juga sangat terkait dengan tingkat tropik lainnya. Hal ini disebabkan adanya interaksi yang terjadi, baik diantara kelompok fungsional serangga maupun dengan tumbuhan yang selanjutnya akan membentuk keanekaragaman serangga itu sendiri. Penurunan keanekarangaman spesies serangga herbivora dapat menimbulkan ”efek domino” terhadap keanekaragaman musuh alami serangga-serangga tersebut. Kemungkinan ini cukup beralasan karena serangga mendukung hampir setengah dari jumlah spesies predator dan parasitoid”.
Menurut Legg (2005 : 23), “Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi. Serangga memainkan peranan penting dalam kesejahteraan manusia, baik peranan yang bermanfaat maupun yang merugikan. Lebah madu dan ulat sutera adalah serangga yang bermanfaat, sementara nyamuk, lalat, pinjal, dan tungau telah diketahui sebagai vektor penyakit pada manusia dan ternak, sedangkan wereng dan belalang dapat menjadi hama tanaman”.
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan indeks keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi terbaru tentang keanekaragaman serangga perdu bagi mahasiswa dan instansi-instansi terkait lainnya.








BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian dilakukan di kawasan dekat perairan Rinon Pulo Breuh Aceh Besar yang dilaksanakan 22 Mei 2015, pukul 14.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan di dalam penelitian ini diantaranya yaitu:
1.        Kuas cat
2.        Kantong plastik
3.        Alkohol
4.        Sampel serangga perdu yang didapat

Metode Penelitian
            Penelitian serangga perdu menggunakan metode purposive sampling. Menurut Melati (2007 : 37), “Metode  purposive sampling merupakan metode penelitian dengan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang diperlukan”.

Prosuder penelitian
            Prosedur penelitian yang digunakan untuk melihat indeks keanekaragaman serangga perdu diantaranya yaitu:
1.        Ditentukan nama perdu yang akan diamati hewannya.
2.        Dibagikan perdu menjadi akar, batang, cabang dan daun
3.        Dipilih bagian akar, batang dan cabang sebagai tempat pengamatan.
4.        Disediakan masing-masing kantong plastik atau botol sampel sesuai dengan bagian tumbuhan (akar, batang, cabang).
5.        Diperhatikan dan diambil hewan yang ada di bagian ini dengan pola pengamatan mulai dari permukaan kulit, celah kulit dan di bawah kulit.
6.        Dimasukkan semua hewan yang ditemukan masing-masing tempat yang telah disediakan.
7.        Dilakukan pencatatan dan identifikasi.
Analisis Data
            Analisis data serangga perdu dilakukan dengan menghitung indeks keanekaragaman jenis dengan menggunakan rumus Shanon Whiener sebagai berikut:                                                      
Rumus Keanekaragaman 
H = - ∑ pi ln pi
Keterangan:
H = Indeks keanekaragaman
Pi = Nilai penting
Dengan kriteria:
H’< 1       = Keanekaragaman rendah
1< H’< 3  = Keanekaragaman sedang
H’>3         = Keanekaragaman tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian

Pembahasan
Berdasarkan tabel indeks keanekaragaman serangga perdu di atas, dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar termasuk ke dalam kategori tinggi, dimana nilai indeks keanekaragaman yang didapat sebesar 3.0615. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 222 spesies yang terdiri 17 genus, 7 ordo, 9 famili.
   Keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kemampuan reproduksi dari serangga dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari suhu, cahaya, dan kelembaban udara.
            Spesies yang didapatkan dalam penelitian ini diantaranya yaitu Componotus sp., Componotus castanius, Grylus pennslyanicus, Dorylus laevigatus, Lasius fuliginosus, Oecophylla smaragdina,  Solenopsis sp., Nazera sp., Tribollium casteneum, Oryctes rhinoceros, Musca sp., Coptotermes curvignathus, Paederus littoralis, Drosophilla melanogaster, Dysdercus cingulatus, Helicoverpa armigera, dan Culex sp. Spesies-spesies tersebut didapatkan pada 3 bagian perdu yaitu akar, batang dan daun.
            Serangga perdu yang didapatkan pada bagian akar berjumlah 102 spesies, yang terdiri dari Componotus sp., Grylus pennslyanicus, Dorylus laevigatus, Lasius fuliginosus, Oecophylla smaragdina,  dan Solenopsis sp. Serangga perdu didapatkan pada bagian batang berjumlah 63 spesies, yang terdiri dari Nazera sp., Solenopsis sp., Grylus pennslyanicus, Tribollium casteneum, Oryctes rhinoceros, Musca sp., Coptotermes curvignathus, Paederus littoralis, dan Lasius fuliginosus. Serangga perdu didapatkan pada bagian daun berjumlah 57 spesies, yang terdiri dari Componotus castanius, Drosophilla melanogaster, Dysdercus cingulatus, Componotus sp., Helicoverpa armigera, dan Culex sp.
            Spesies serangga perdu yang didapatkan merupakan perwakilan dari 7 ordo yang terdiri dari ordo hymenoptera, orthoptera, hemiptera, coleoptera, diptera, isoptera dan Lepidoptera. Spesies serangga terbanyak berasal dari ordo hymenoptera yaitu sebanyak 153 spesies yang oleh Compenotus sp.,  Solenopsis sp. dan Oecophylla smaragdina.   

KESIMPULAN
1.         Indeks keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar termasuk ke dalam kategori tinggi dengan nilai sebesar 3.0615. 
2.         Hasil penelitian menunjukkan terdapat 222 spesies yang terdiri 17 genus, 7 ordo, 9 famili.
3.         Keanekaragaman serangga perdu di Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar yang tinggi disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
4.         Spesies serangga terbanyak berasal dari ordo hymenoptera yaitu sebanyak 153 spesies.
5.         Spesies serangga perdu terdapat pada beberapa bagian tanamanan, yaitu akar, batang, dan daun.






DAFTAR PUSTAKA
Legg, G., Hewan-hewan Mungil, (Jakarta: Erlangga), 2005.
Lin Nursaidah., Komposisi Serangga Kanopi Pohon Apel di Desa Poncokusumo Kabupaten Malang, Jurnal Biotropika, Vol. 1(1), 2013.
Melati Ferianita., Metode Sampling Bioekologi, (Jakarta: Bumi Aksara), 2007.
Muhammad, Nurdin. S.,  Ekologi Hewan Tanah, (Jakarta: Bumi Aksara), 2000.
Noor Farikhah Haneda, dkk,. “Keanekaragaman Serangga di Ekosistem Mangrove”, Jurnal Silvikurtur Tropika, Vol. 4, No. 1, 2013.