KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
swt, yang senantiasa memberikan kepada kita taufik, hidayah daninayah-Nya,
sehingga kita berada di atas jalan-Nya. Shalawat beserta salam selalu kita haturkan
kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya
yang istiqamah menjalankan dan mendakwahkan sunah-sunahnya. Dalam makalah ini saya mencoba menyajikan materi
yang berjudul Hormon Pada
Tumbuhan.
Saya
menyadari dalam menyusun paper
ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kepada dosen
pembimbing agar memberikan masukan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Kemudian kepada pihak yang telah
membantu, saya
tak lupa menghaturkan banyak terima kasih.Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
membalas kebaikan kepada kita semua.
Banda
Aceh, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang
Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan pembahasan.............................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian Hormon Tumbuhan.............................................................2
B. Macam-Macam
Hormon Pada Tumbuhan...........................................3
C. Faktor-Faktor Hormon Pada
Tumbuhan..............................................5
D. Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan..........6
BAB
III PENUTUP........................................................................................ 7
A. Kesimpulan...................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 8
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Makhluk
hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses
kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya
penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai
penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup
dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada
tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan
seperti memanjangnya batang, akar dan sebagainya.Pemekaran bunga, pemasakan
buah adalah salah satu perkembngan yang dialami oleh tumbuhan. Pemekaran bunga
dan pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai
dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat
musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan
pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga,
pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.
Oleh sebab
itu kita harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi pada
tumbuhan tersebut. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu
pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan?
2. Apa saja
jenis-jenis Hormon pada tumbuhan?
3. Apa saja
faktor-faktor Hormon pada tumbuhan?
4. Bagaimana
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan hormon pada tumbuhan
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis hormon pada tumbuhan
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor hormon pada tumbuhan
4. Untuk
mengetahui pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hormon Tumbuhan
Hormon
tumbuhan atau pernah dikenal juga dengan fitohormon adalah sekumpulan senyawa
organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter,
bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan istilah
“hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian,
berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri
oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem
individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak
dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan
ini dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh
Hormon
tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi
prekursor (pemicu) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran
reseptor akan mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi
suatu hormon di dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu
nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif
akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan
bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon
tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan
dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan,
terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya,
hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau lebih umum ditranslokasi
ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon
dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang
antarsel. Dalam menjalankan perannya, hormon dapat berperan secara tunggal
maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar
hormon ditunjukkan oleh proses perkecambahan. Embrio biji tidak tumbuh karena
salah satunya dihambat oleh produksi ABA dalam jaringan embrio biji. Pada saat
biji berada pada kondisi yang sesuai bagi proses perkecambahan, giberelin dihasilkan.
Apabila nisbah giberelin ABA tidak mencapai titik tertentu, perkecambahan
gagal. Apabila nisbah ini melebihi nilai tertentu, terjadi perkecambahan.
Apabila nisbah giberelin ABA masih berada di sekitar ambang, konsentrasi
sitokinin menjadi penentu perkecambahan. Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau
zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang
eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan
terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang sama, bukan kemiripan struktur
kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins),
sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic
acid, ABA), dan etilena (etena, ETH). Selain itu, dikenal pula
kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui
bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik,
seperti Oligosakarin san brasinosteroid.
Beberapa
senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).Pemahaman
terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian
dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang
sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian
modern mencakup pengamanan hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas
produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu
berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman
buah musiman).
B.
Macam-Macam Hormon Pada Tumbuhan
Macam hormon yang terdapat pada
tumbuhan, antara lain auksin, giberelin,sitokinin, etilen, asam
traumalin, asam absisat, kalin.
1.
Auksin
Aukin
merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada indol, contohnya pada
tanaman bawang merah (Allium cepa). Konsentrasi auksin lebih banyak
terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya. Bagi tanaman (batang) yang
tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat adanya auksin ini. Pada
tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan
daun-daun muda.
Selain
berpengaruh meningkatkan laju pemanjangan sel pada pertumbuhan seperti di
uraikan di atas, auksin juga merupakan hormon pengatur fisiologi yang dapat
digunakan untuk memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut
partenokarpi).
2.
Giberelin
Giberelin
merupakan hormone yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan Oleh P.
kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamurGiberella fujikuroi. Giberelin
di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan
embrio.
Fungsi
giberelin :
1) Memacu
pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)
2) Menyebabkan
tanaman mengalami pertumbuhan raksasa
3) Meyebabkan
tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4) Memacu
pembentukan cambium pada tanaman dikotil
5) Mematahkan
dormansi buah dan biji
3.
Sitokinin
Sitokinin
ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller. Struktur kimia sitokinin
mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain
dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam
akar dan akan diangkut ke organ yang lain.
Fungsi
Sitokinin, antara lain :
1) Memacau
pembelahan sel
2) Mempercepat
pelebaran daun
3) Mempercepat tumbuhnya
akar
4) Memacu
pertunasan lateral pada pucuk batang
5) Menunda
pengguguran daun, Bungan, dan buah.
4.
Etilen
Etilen
merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen
mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk.
Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau. Selanjutnya,
buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan diberi gas
etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat tujuan
dalam keadaan masak. Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang
dan memacu pembungaan. Oleh karena itu etilen dapat ditemukan pada jaringan
buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.
5.
Asam Traumalin
Seperti
florigen, asam traumalin sebenarnya merupakan hormon hipotetik yaitu
merupakan gabungan beberapa aktivitas hormon yang ada (auksin, giberelin,
sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau
perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus.
Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormone luka (asam
traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormon
pada tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada tumbuhan akan memacu
pengeluaran hormon luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus.
Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya, karena
pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan
penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada
dinding sel tumbuhan.
6.
Asam absisat
Salah satu fungsi asam
absisat adalah menghambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan
akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi pertumbuhan terhadap perubahan
linkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat
dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji.
Fungsi
lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman,
tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan
menguntungkan, ia akan tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah
pohon jati yang meranggas pada musim kemarau.
C. Faktor-Faktor
Hormon Pada Tumbuhan
1. Faktor Regulasi
Faktor
regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang
memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior
kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor
pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari
mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor)
yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF
(faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya
hormon FSH dan LH.
2. Hormon Antagonistik
Hormon
antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar
gula darah sangat turun, pankreas akan
memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi
menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.
D. Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan
Faktor intersel yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah hormon. Istilah hormon pertama kali dikemukakan oleh
seorang ahli botani dari Belanda bernama Friedrich Agust Ferdinand
Went (1863– 1935). Went berpendapat bahwa hormon
tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Hormon tumbuh
tersebut juga disebut zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein
dengan substansi kimia yang aktif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan, atau dikenal
juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien),
2. Macam –
macam hormone pada tumbuhan antara lain adalah: auksin, giberalin, sitokinin,
gas etilen, asam traumalin, asam absisat.
3. Selain faktor eksternal faktor internal yaitu
hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis
berikan, antara lain agar makalah ini dapat menjadi sumber referensi dan ini
dapat bermanfaat bagi yang membaca. Jika terdapat kesalahan dalam penulisannya
diharapkan dapat memperbaikinya untuk lebih baik kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1991.
Heddy,
S. Hormon Tumbuhan. Jakarta: Grafindo Persada. 1996.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB. 1995.
No comments:
Post a Comment