PERCOBAAN : I
I. Judul Praktikum : Pengamatan Anatomi Mamalia
II. Tanggal Praktikum : 9
Mei 2014
III. Tujuan
Praktikum : Untuk
memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari sistem otot, sistem cerna, sistem
pernafasan, sistem urinasi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem
peredaran darahnya.
IV. Dasar
Teori :
Mamalia
merupakan kelompok tertinggi dalam dunia hewan. Termasuk dalam kelas tikus,
kucing, ikan paus, kuda, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup
dengan kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas. Sebutan
mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae yang terdapat pada hewan betina yang
berfungsi untuk menyusui anaknya pada saat masih bayi.[1]
Mamalia
berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua yang
diyakini merupakan mamalia yang berumur 220 juta tahun. Sejak zaman senozoikum
datang setelah kepunahan dimasa kretaseus, mamalia sedang melakukan radiasi
adaptif besar-besaran, keanekargaman itu diwakili oleh tiga kelompok utama yang
terdiri dari monotrema (mamalia yang bertelur), marsupial (mamalia yang
berkantung) dan mamalia eutheria (mamalia berplasenta).[2]
Karakteristik
mamalia yaitu, tubuh umumnya tertutup rambut, kulit berkelenjar. Cranium dengan
dua occipital condyle, mulut umumnya bergigi. Lubang telinga luar umunya
memiliki daun telinga yang kenyal. Jantung terdiri dari 4 ruang, respirasi
hanya dengan paru-paru, suhu tubuh homolotermis, columna vertebralis dengan
lima wilayah, yaitu serviks, toraks, sakral dan caudal, mempunyai 4 anggota
gerak kecuali golongan cetacean, terdapat dua belas pasang saraf kranialis dan
fertilisasi internal (pembuhan terjadi didalam tubuh).[3]
Monyet
beruk(Macaca nemestrina Linnaeus) memiliki rambut penutup tubuh bewarna coklat
abu-abu sampai tengguli, bagian bawah selalu lebih pucat. Jambang pipi selalu
mencolok. Tungkai depan lebih panjang dari tungkai belakang. Setiap tungkai
atau kaki memiliki 5 jari yang berkuku bukan bercakar serta dapat digunakan
untuk memegang. Ekor dan telinganya pendek, ekor monyet beruk melengkung diatas
punggungnya dapat ditutupi rambut halus yang bewarna coklat kemerahan.[4]
Berdasarkan
ciri hewan menyusui digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu mamalia monotrema,
mamalia marsupilia dan mamalia plasenta. Mamalia monotrema yaitu mamalia yang
menyusui dan mengerami telurnya. Mamalia marsupilia termaksuk kedalam hewan
yang jumlahnya sangat sedikit. Mamalia plasenta yaitu hewan yang menyusui,
mengandung dan melahirkan anaknya.[5]
V. Alat
dan Bahan:
a. Alat :
1. Pinset
2. Gunting
3. Pisau bedah
4. Nampan bedah
5. Jarum pentul
b. Bahan :
1. Mencit
(Mus musculus)
VI. Cara
Kerja :
1.
Dimasukkan mencit
kedalam stoples kemudian dimasukkan kapas yang telah dibubuhi Clorofrom atau
eter kedalam stoples tadi dan ditutup rapat-rapat, ditunggu beberapa menit
sehingga mencit (Mus musculus) itu
mati dan barulah dikeluarkan mencit (Mus
musculus) tadi dari dalam stoples dan diletakkan pada punggungnya diatas
papan bedah.
2.
Dipakukan keempat
kakinya pada nampan bedah, diangkat kulit mencit dengan pinset secara hati-hati
dan diguntinglah kulit tadi dimulai dari Planum
medianus dari celah kaki belakang hingga ke regio sub mandibularis dan dari
celah kaki belakang digunting pula kearah ujung daru extremitas posterior,
dengan menggunakan pinset atau pisau selanjutnya tanggalkan kulit dari
tubuhnya. Digambarkan sistem ototnya.
3.
Dibuka dinding
perut secara hati-hati dengan membuat sayatan dari celah extremitas posterior
hingga ke regio thoracalis. Kaki depan direntangkan sehingga cor dapat terlihat
jelas dan digambar semua jeroan yang nampak.
VII. Hasil
Pengamatan :
Gambar : Hamster (Mesocricetus brandti)
|
Keterangan
|
|
1. Jantung
2. Hati
3. Ginjal
4. Usus
5. Trakea
6. Lambung
7. Kloaka
|
Gambar
: Sistem respirasi
hamster (Mesocricetus brandti)
|
Keterangan
|
|
1. Larink
2. Trakea
3. Percabangan alveoli broncus
4. bronchiolus
|
Gambar : Sistem reproduksi hamster (Mesocricetus
brandti)
|
Keterangan
|
|
1. Testis
2. Ginjal
3. Vas deferens
4. Uretre
5. Usus
6. Kloaka
7. Rudimenter
|
Gambar : Sistem reproduksi hamster (Mesocricetus
brandti)
|
Keterangan
|
|
1. Ginjal
2. Telur pada ovarium
3. Ovarium kiri
4. Uretre
5. Uterus
6. Rudimenter
7. Kloaka
|
Gambar
: Sistem ekresi hamster (Mesocricetus brandti)
|
Keterangan
|
|
1. Hati
2. Lambung
3. Usus halus
|
Foto Morfologi
Hamster (Mesocricetus brandti)
Foto Anatomi
Hamster (Mesocricetus brandti)
Klasifikasi Hamster (Mesocricetus
brandti)
Kingdom
: Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Rodentia
Famili :
Cricetidae
Genus :
Mesocricetus
Spesies : Mesocricetus brandti
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa, mamalia
memiliki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata lain,
ciri utama dari mamalia adalah adanya kelenjar susu yang berfungsi sebagai
sumber makanan untuk anaknya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar
minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudifora). Rambut tumbuh selama periode
tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada
stadium tua seperti pada paus. Mamalia bersifat endotermis karena memiliki
mekanisme internal pengontrol suhu tubuh.
Hamster (Mesocricetus brandti) termasuk
mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya
sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan adapun ciri-ciri lain yang
khas dari mamalia adalah jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak tangan.
Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, serta untuk
meloncat, tubuh hamster (Mesocricetus
brandti) terdiri dari caput
(kepala), cerviks (leher) truneus (badan), ekstrimitas, anterior (kaki depan) dengan
5 digiti (jari), ekstremitas posterior (kaki belakang) terdiri dari 5 digiti.
Memiliki kloaka dan berfungsi sebagai reproduksi, pengeluaran urin dan feses.
Pengamatan yang dilakukan pada hamster
meliputi, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem urinasi, sistem
reproduksi, sistem syaraf dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaan pada hamster
(Mesocricetus brandti) terdiri atas saluran pencernaan atau
kelenjar-kelenjar yang berhubungan fungsinya untuk igesti dan digesti makanan,
absorbsi sari makanan, eliminasi sisa makanan. Langkah dari proses pencernaan
makanan yaitu, pencernaan dimulut dan dirongga mulut makanan digiling dan
dibasahi oleh saliva, disalurkan melalui faring dan esofagus, pencernaan
dilambung dan diusus halus, didalam usus diubah menjadi asam-asam amino
monosakarida serta nsur-unsur lainya. Absorbsi
air dalam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna menjadi feses.
Feses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka. Setelah itu berakhir dianus.
Sistem pernafasan pada hamster terdiri
dari trachea, bronchus, bronchioli dan paru-paru. Trachea disusun oleh
cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan
nafas. Pangkal dari trachea berupa rongga yang disebut laring. Cabang dari
trachea adalah bronchus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut
bronchioli, paru-paru teridiri dari beberapa labi yang terdapat dalam rongga
plueral, selaput yang membungkusnya disebut pleural.
Sistem reproduksi pada hamster jantan
adanya sepasang testis dan pada betina adanya ovum. Hamster betina berevolusi
setelah adanya sengama sehingga pembuahan terjamin, selain itu mencit betina
mempunyai sistem reproduksi yang istimewa yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak
sekaligus karena memiliki rahim ganda. Pembuahan terjadi pada rahim.
Sistem otot pada mamalia ada 3 macam
yaitu, otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Sistem pernapasan paru-paru
mamalia berada dalam rongga dada, urutan jalanya pernapasan pada mencit dimulai
dari nares eksternal. Sistem peredaran darah memiliki 3 komponen, yaitu
jantung, pembuluh dan darah. Rongga jantung terpisah secara sempurna oleh sekat
membujur, menjadi rongga jantung kiri dan kanan, rongga jantung kiri mengandung
darah yang kaya akan oksigen, yaitu oksigen dari darah arteri. Rongga jantung
berisi darah yang menganndung Co2 adalah vena.
Sistem
eksresi pada hamster (Mesocricetus
brandti) yaitu berupa sepasang ginjal (unipapila) yang terletak didaerah
lumbaris sebelsh atas peritonium. Cairan urine akan keluar dari masing-masing
ginjal kebawah melalui pembuluh uretre dan ditampung sementara dalam vesika
urineria yang berkontraksi keluar melalui pembuluh uretra.
IX.
Kesimpulan :
1. Ciri utama mamalia adalah memiliki kelenjar susu,
kelenjar minyak dan kelenjar keringat.
2. Hamster (Mesocricetus
brandti) memiliki kuku yang terdapat pada masing-masing digiti dan memiliki
caput, cerviks, trpuneus, ekstrimitas anterior dan posterior.
3. Sistem pencernaan hamster (Mesocricetus brandti) terdiri dari mulut, faring, esofagus,
lambung, usus halus, usus besar dan anus/kloaka.
4. Sistem reproduksi pada hamster (Mesocricetus brandti) jantan terdapat sepasang testis dan pada
betina terdapat ovum.
5. Sistem otot hamster
(Mesocricetus brandti) terdiri jantung, otot lurik dan otot polos.
PERCOBAAN
: II
I.
Judul Praktikum : Pengamatan Anatomi Amphibia
II.
Tanggal
Praktikum : 16 Mei 2014
III.
Tujuan Praktikum : Memperhatikan
struktur dan bagian-bagian dari sistem otot, sistem cerna, sistem
pernapasan, sistem
urinasi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem peredaran darahnya
IV.
Dasar Teori :
Katak
merupakan salah satu hewan vertebrata pada kelas amphibi yang berasal dari
bahasa Yunani (amphi= rangkap, bios= hidup). Sebagian besar kelas ini
menunjukkan bahwa hewan ini memiliki fase kehidupan di air kemudian mempunyai
fase kehidupan di darat. Pada kedua fase itu struktur dan fungsinya menunjukkan
sifat antara ikan dan reptilia dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan
kelompok chordatanyang pertama kali keluar dari air.[6]
Katak
sawah dimasukkan kedalam ordo Anura. Nama anura mempunyai arti tidak memiliki
ekor. Ordo Anura mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu
dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai
belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya
yaitudengan melompat.[7]
Sistem
pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut,
faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar dan kloaka.
Kelenjar pencernaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas.[8]
Sistem
pernapasan pada katak terdiri dari sepasang paru-paru berupa kantung elastis
yang tipis. Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan
ekspirasi. Keduanya dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk
dan rongga badan. Mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah
dan perut yang saling berhubungan satu sama lain. Amphibia menambah respirasi
paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah.[9]
Amphibi mempunyai beragam warna dari hijau terang, orange
dan emas, ada pula yang berwarna merah dan hijau namun jarang ditemukan. Warna
tubuh ini bisa disebabkan oleh karena pigmen atau secara struktural atau
dihasilkan oleh keduanya. Pigmen pada amphibi terletak pada kromatofora di
kulit. Sel pigmen ini biasa dinamakan menurut jenis pigmen yang dikandung.
Melanofora mengandung pigmen coklat dan hitam, dan lipofora mengandung pigmen
merah, kuning dan orange.[10]
a. Alat:
1.
Gunting
2.
Pinset
3.
Nampan bedah
4.
Jarum pentul
b. Bahan:
1.
Katak (Rana esculenta)
2.
Chloroform
VI.
Cara Kerja :
1.
Dimasukkan katak
kedalam toples kemudian dimasukkan kapas yang telah dibubuhi kloroform atau
eter kedalam toples dan ditutup rapat-rapat. Ditunggu beberapa menit sehingga
katak itu mati dan barulah dikerjakan. Dikeluarkan katak tadi dari dalam toples
dan diletakkan pada punggungnya diatas papan (bak seng).
2.
Dipaku keempat
kakinya pada papan tadi. Diangkat kulit katak dengan pinset dengan hati-hati,
digunting kulit tadi yang dimulai dari planum medianusdari celah kaki belakang
digunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Digunakan pinset atau
pisau untuk ditinggalkan kulit dari tubuhnya (diperhatikan saccus: impaticus
sub cutanus). Dibuang kulit yang ditinggalkan tadi sehingga terlihat susunan
sistem otot. Digambar susunan sistem ototnya.
3.
Dibuka dinding
perut secara hati-hati dengan dibuat sayatan dari celah extremitas posterior
hingga ke regio thoralis. Direntangkan kaki depan sehingga cor terlihat dengan
jelas. Digambar semua jeroan yang nampak, diperhatikan bentuk dan warnanya.
Digambar susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan diatas.
VII. Hasil
Pengamatan:
Gambar : katak ( Rana sp.)
|
Keterangan
|
|
1.
Mata
2.
Hidung
3.
Mulut
4.
Tungkai depan
5.
Tungkai belakang
6.
Badan
7.
Jari-jari
8.
kloaka
|
Gambar : Anatomi Katak
|
Keterangan
|
|
1.
mulut
2.
keronkongan
3.
hati
4.
empedu
5.
pankreas
6.
lambung
7.
usus halus
8.
usus 12 jari
9.
ginjal
10. ileum
11. usus besar
12. kloaka
|
Gambar : Sistem urinaria
|
Keterangan
|
|
1.
ginjal
2.
ureter
3.
uretra
4.
penampung ureter
|
Gambar : Sistem peredaran darah
|
Keterangan
|
|
1.
atrium kiri
2.
atrium kanan
3.
ventrikel
|
Gambar : Sistem reproduksi pada jantan
|
Keterangan
|
|
1.
testis
2.
vas deferens
3.
kloaka
|
Gambar : Sistem reproduksi pada betina
|
Keterangan
|
|
1. ovarium
2. oviduk
3. uterus
4. kloaka
|
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa,
amphibi merupakan kelompok hewan yang bisa hidup di dua tempat, yaitu di darat
dan di air. Amphibi dapat dibedakan atas kepala, badan, dan anggota gerak.
Kepala berbentuk segitiga, dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar.
Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak. Pada umumnya
vomer bergerigi, kedudukan vomer terhadap nares posterior sangat penting untuk
diidentifikasi. Didalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah
bagian anterior. Lubang hidung satu pasang terletak dekat ujung moncong mata
besar dan mata atas yang tebal berdaging dan kelopak mata bawah yang lebih
tipis.
Pengamatan
yang dilakukan pada katak meliputi, sistem pencernaan, sistem pernapasan,
sistem urinasi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem peredaran darah Sistem pencernaan pada katak dimulai dari
mulut, dari mulut makanan melalui faring, kemudian esofagus menghasilkan
sekresi alkali mendorong makanan masuk ke lambung, di lambung makanan dicerna
dan diproses dengan enzim. Lambung juga menghasilkan klorida untuk mengasamkan
makanan, kemudian makanan masuk ke dalam usus melalui pyloris, kemudian
sari-sari makanan masuk ke hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan
bilus, yang kemudian di tampung dalam kantung empedu kemudian menuju ke rektum
kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
Sistem pernapasan pada katak terdiri atas paru-paru
dari kulit serta rongga kulit. Oksigen yang berasal dari udara larut dalam
cairan permukaan respirasi atau alat dengan jalan difusimasuk ke pembuluh
darah. Paru-paru katak terdiri atas dua saku elastis yang berisi lipatan
membentuk kamar-kamar kecil yang masing-masing diliputi oleh pembuluh kapiler.
Dari paru-paru kemudian disalurkan ke trakea dan menuju ke bronkiolus kemudian
menuju alveolus.
Sistem reproduksi pada katak jantan berupa sepasang testis berbentuk oval
berwarna keputih-putihan, terletak disebelah anterior dari ren. Sedangkan
reproduksi pada katak betina terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan
bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium. Ovum yang
telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduk, selanjutnya
ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
Sistem sirkulasi pada katak adalah peredaran darah
tertutup dan ganda. Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak
dua kali dalam sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke
paru-paru dan kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju
jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga
ruang yaitu atrium kiri, kanan dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel
terdapat klep yang mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke
atrium. Pertukaran 02 dan C02 terjadi di paru-paru. C02 dilepaskan dan diikat
02. Tetapi di ventrikel terjadi percampuran C02 dan 02 yang terjadi di dalam
darah.
Alat ekskresi utama pada katak
adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri tulang belakang, berwarna
kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang. Sistem eksresi pada katak disebut
suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem masih bergabung pada kloaka
sebagai muara pertama baik untuk sistem sekresi maupun untuk sistem reproduksi.
Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang
dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan yang dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa
empedu. Sistem otot pada katak terdiri dari otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Otot polos dan otot kantung bekerja secara involunter, sedangkan otot
lurik bekerja secara volunter.
IX.
Kesimpulan :
1.
Sistem peerncnaan pada katak
dimulai dari rongga mulut® faring® kerongkongan® hati® lambung® usus halus® usus besar® kloaka.
2.
Sistem pernapasan pada katak terdiri dari paru-paru dan rongga kulit.
3.
Sistem otot pada katak terdiri atas otot polos, otot lurik dan otot
jantung.
4.
Katak jantan mempunyai sepasang testis, sedangkan katak betina mempunyai
ovum.
5.
Sistem peredaran darah pada katak yaitu sistem peredaran darah ganda dan
tertutup.
PERCOBAAN : III
I.
Judul
Praktikum : Jaringan Epitel
II. Tanggal Praktikum : 17
Mei 2014
III.
Tujuan
Praktikum : Memperhatikan struktur epitel pipih banyak lapis yang mengalami kornifikasi
IV. Dasar Teori :
Jaringan epitel adalah salah satu tempat jaringan dasar, lainya jaringan
penyambung, jaringan otot dan jaringan saraf. Pada masa dahulu istilah epitel
digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada diatas permukaan tonjolan
anyaman penyambung dibagian merah bibir dan pada saat ini istilah epitel
digunakan untuk semua jaringan yang melapisi suatu struktur dan saluran.[11]
Jaringan epitel melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga tubuh,
jaringan ini hampir sitemukan diseluruh permukaan tubuh, jaringan epitel
yang melapisi rongga tubuh disebut
mesotelium dan jaringan yang membatasi organ disebut endothelium.[12]
Jaringan epitel dapat tersusun dal dua
cara yang berbeda dan sesuai dengan fungsinya yang berbeda, kebanyakan jaringan
epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam lembaran-lembaran yang terdiri
dari satu atau lebih lapisan jaringan epitel lain tersusun dalam
kelenjar-kelenjar yang disesuaikan untuk sekresi jaringan epitel yang
dimodifikasi ini digolongkan sebagai epitel jaringan.[13]
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat dan
saling terikat erat pada permukaan apical (bagian atas) beberaoa jenis epitel
terdapat mikrovili (tonjolan dari permukaan sel yang bentuknya seperti jari)
atau silia. Permukaan basal (bawah) jaringan epitel berkaitan dengan jaringan
ikat, serta jaringan ikat dan jaringan epitel yang berbeda dibawahnya
dihubungkan oleh membran dasar basalis dan lamina retikularis.[14]
Berdasarkan jumlahnya jaringan
epitel terbagi atas spitel selapis dan epitel berlapis. Sedangkan berdasarkan
bentuknya jaringan epitel terdiri dari epitel ppih, epitel kubus, dan epitel
silindris. Doudenum tersusun atas epitel selapis silindris. Jaringan ini
berfungsi sebagai tempat penyerapan zat atau absorbsi dan tersusun atas sel-sel
yang berbentuk silindris dengan sitoplasma jernih atau berbutir-butir.[15]
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1.
Mikroskop
b. Bahan :
1.
kulit
VI.
Cara
Kerja :
1. Digambar dan diberi nama bagian-bagian dari lapisan epitel
tersebut dan di identifikasi variasi
bentuk sel mulai dari lapis basal sampai kepermukaan bebas, kornifikasi sel
yang mengalami degenerasi inti dan sitoplasma.
VII. Hasil
Pengamatan
Gambar: bagian epidermis dan dermis pada kulit
Pembesaran : 100 x 10
|
Keterangan
|
|
1. Corneum
2. Lucidum
3. Granulosum
4. Spinosum
5. Basale
|
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa, epitel
merupakan salah satu tempat jaringan dasar, penyambung antara jaringan otot dan
jaringan syaraf. Jaringan epitel melapisi permukaan tubuh disebut epitelium,
jaringan epite yang melapisi rongga tubuh disebut mesotalium. Jaringan epitel
memiliki beberapa bagian diantaranya seperti epidermis, stratumkornium, stratum
granulosum, stratum graminatifum dan stratum spinnacum.
Pengamatan dilakukan dengan mikroskop
dengan pembesaran 10 x 100 Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat
dan salin terikat erat pada permukaan apikal (bagian atas) beberapa jenis
epitel terdapat mikrovili tonjolan dari permukaan sel yang bentuknya seperti
jari atau silia. Jaringan epitel kulit berfungsi sebagai penyusun sekaligus
melapisi bagian dalam satu organ adalah jaringan epitel. Berdasarkan bentuk
jaringan epitel terdiri dari epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris.
Jaringan
epitel memiliki sifat umum diantaranya, jaringan epitel terdiri dari sel dengan
batas yang jelas dan terdapat pada satu sama lain, tidak memiliki pembuluh
darah dalam jaringan epitel dan kapiler. Zat makan ditransfer kejaringan
melalui cara difusi. Pada jaringan epitel terdapat pelindung yaitu lapisan
tanduk (korneum) dan lapisan lendir. Pada jaringan epitel tidak memiliki
substansi intraseluler dan jaringannya sangat sikit tersusun atas sel-sel yang
berkaitan erat sehingga membentuk lapisan sel yang menutupi permukaan tubuh
yang melapisi rongga dan emnyusun kelenjar.
IX.
Kesimpulan :
1. Jaringan epitel merupakan salah satu tempat jaringan
dasar.
2. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh disebut
epitelium.
3. Bagian jaringan epitel yaitu epidermis, stratum kornium,
stratum granulosum, startum draminatifum dan spinacum.
4. Beberapa jenis epitel terdapat mikrovili dan tonjolan
dari permukaan sel.
5. Berdasarkan bentuknya jaringan epitel terdiri dari epitel
pipih, epitel kubus, dan epitel silindris.
PERCOBAAN : IV
I.
Judul Praktikum : Gigi
II.
Tanggal Praktikum : 17 Mei 2014
III. Tujuan praktikum : Memperhatikan
struktur histologi gigi
VI. Dasar Teori :
Gigi
manusia terdiri dari dua puluh gigi susu dan tiga puluh dua gigi permanen,
gigi-gigi ini bervariasi di antara mereka dalam ukuran, bentuk dan jumlah
puncak dan akar; akan tetapi tiap gigi tentu mempunyai sifat-sifat morfologi
mereka tersendiri. Jaringan keras gigi terbagi dalam dua bagian: 1. mahkota,
terlapisi email adalah bagian gigi yang biasanya terlihat dan meluas terlampaui
batas gusi, 2. Akar yang merupakan bagian gigi yang terletak dalam gusinya dan
tertanam dalam lekuk gigi.[16]
Gigi
tertanam dalam rahang mempunyai bagian-bagian yaitu mahkota gigi dan akar gigi.
Gigi bagian luar umumnya terdiri dari bahan yang lebih keras dari tulang yaitu
disebut email, dan isi sebagian besar terdiri dari zat kapur mengkonsumsi
flourida yang banyak dapat memperkuat email gigi, dan dibawah lapisan ini
terdapat lapisan yang tidak begitu keras yang disebut dengan lapian dentin.[17]
Rongga
mulut terdapat gigi yang terdiri dari 2 macam yaitu gigi sulung mulai tumbuh
pada anak-anak 6-7 bulan, lengkap pada umur 2 tahun jumlahnya 20 buah disebut
gigi susu, terdiri dari 8 buah ggi seri (dens insisivus) 4 buah gigi taring
(dens kasinas) dan 8 buah gigi geraham (molane) dan gigi tetap (permanea)
tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah terdiri dari 8 buah gigi seri
(dens unsisinus) 4 buah gigi taring (dens kasinus) dan 12 gigi geraham
(premolare) fungsi gigi seri untuk memotong makanan dan gigi taring untuk
memutuskan makanan.[18]
Setiap gigi tersusun atas jaringan ikat khusus yang mengalami klasifikasi
disebut dentin. Didaerah mahkota gigi, dentin diselaputi oleh jaringan yang
keras, disebut enamel (email). Didaerah akar gigi, dentin diselaputi oleh
sementum. Dentin merupakan bahan utama dari gigi. Dentin terdiri dari serabut
kolagen, glikosaminoglikan dan garam-garam kalsium.[19]
Email merupakan komponen gigi yang penting dan paling keras, karena banyak mengandung
kalsium. Email mempunyai struktur berbentuk prisma. Tiap-tiap batang (prisma)
email tersebar diseluruh lapisan email. Email bersama-sama dengan sementum,
keduanya berjalan tegak lurus ke permukaan gigi.[20]
V. Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1. Mikroskop
b.
Bahan :
1. Gigi
lengkap (SD-4)
VI. Cara Kerja :
1. Digambar
struktur gigi yang meliputi corona dengan lamella enameli (pita retzius dan
schreger) dan dentin dengan lamella dentinalis cervix dan pulpa dentin.
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar : Morfologi gigi
|
Keterangan
|
|
1. Email
2. Gingiva
3. Dentin
4. Mahkota
5. Servix
6.Lamela
|
Gambar : Struktur gigi
Pembesaran : 100X10
|
Keterangan
|
|
|
VIII. Pembahasan
:
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa gigi terdiri dari dua bagian besar yaitu
bagian yang tertanam didalam gingiva yang disebut akar gigi (root), sedangkan
bagian yang menonjol di atas gingiva disebut mahkota gigi (crown). Tiap-tiap
gigi memiliki rongga sentral yang disebut rongga pulpa, di daerah akar rongga
ini meluas dan membentuk lubang tempat lewatnya pembuluh darah dan syaraf gigi.
Gingiva
adalah jaringan yang menutupi bagian servikal gigi dan tulang alveolar, ginginva yang normal umumnya
bewarna merah muda, terdapat 3 bagian yaitu gingiva bebas, gingiva cekat, dan
gingiva interdental. Gingiva berfungsi sebagai jaringan yang melindungi bagian
servikal gigi dan menutupi tulang alveolar.
Gigi
tersusun atas jaringan ikat khusus yang mengalami klasifikasi disebut dengan
dentin, di daerah mahkota gigi dentin diselaputi oleh jaringan yang keras yang
disebut dengan email gigi. Di daerah akar gigi, dentin diselaputi oleh semntum.
Dentin merupakan bahan utama dari gigi yang
mengelilingi pulpa gigi, merupakan jaringan klasifikasi yang mirip dengan
tulang, tetapi dentin lebih keras karena mengandung lebih banyak garam kalsium.
Dentin
secara histologi terdiri dari serabut kolagen, glikosaminoglikan dan
garam-garam kalsium, dentin diselaputi oleh selapis sel-sel khusus disebut
odontoblast yang memproduksi bahan-bahan dari dentin itu sendiri. Sel-sel
odontoblast hanya mengasilkan matriks organik pada permukaan dentin,
odontoblast mempunyai inti yang terletak pada basal sel, golgi yang besar dan
ribosoma yang banyak dalam sitoplasmanya.
Selapis
sel-sel odontoblast yang mengelilingi pulpa gigi mempunyai proseuproseus dimana
proseus ini masuk kedalam dentin membentuk serat tomes. Serat-serat ini lambat
laun menjadi lebih panjang pada waktu dentin menjadi lebih tebal, yang mana
mereka berjalan dalam saluran kecil disebut tubulus dentin, perbatasan antara
dentin dan email serat-serat tomes menjadi lebih tipis. Dentin peka terhadap
panas, dingin, asam, dan trauma, serbut-serabut syaraf pada dentin sangat
jarang, hal ini mungkin membuat serat-serat tomes menghantarkan impuls sebagai
reseptor kejaringan pulpa.
Email
merupakan komponen gigi yang penting dan paling keras, karena banyak mengandung
kalsium. Matriks organiknya bukanlah serabut kolagen, tetapi unsur utamanya
adalah prolin, matriks email dihasilkan oleh sel-sel odontoblast. Sel-sel ini
berasal dari sel-sel epitel bagian dalam dentin, apabila email mengalami
klasifikasi penuh, odontoblast menjadi sel-sel kubis yang kecil dan atrofi.
Menghilang setelah berbentuk selaput email yang meliputi permukaan luar email.
Sementum
merupakan modifikasi dari tulang, ia terdiri dari lamel-lamel yang tersusun
sejajar dengan permukaan yang terdiri dari lacunae dan kanalikuli, didaerah
kira-kira sepertiga dari akar gigi, segmentum bersifat non-seluler, dari daerah
membrana periodentalis, serabut-serabut kolagennya menembus segmentum membentuk
serabut sharpey.
XI. Kesimpulan :
1.
Gigi terdiri dari dua
bagian besar yaitu bagian yang tertanam didalam gingiva.
2.
Tiap-tiap gigi memiliki
rongga sentral yang disebut rongga pulpa.
3.
Gingiva adalah jaringan
yang menutupi bagian servikal gigi.
4.
Gingiva berfungsi
sebagai jaringan untuk melindungi bagian servikal gigi.
5.
Gigi mempunyai jaringan
ikat khusus yang mengalami klasifikasi.
6.
Dentin diselaputi
dengan jaringan yang keras yang disebut dengan email.
7.
Dentin merupakan bahan
utama dari gigi yang mengelilingi pulpa gigi.
8.
Dentin secara histologi
terdiri dari serabut kolagen.
9.
Odontoblast mempunyai
inti yang terletak pada basal sel golgi yang besar.
PERCOBAAN : V
I. Judul Praktikum : Kelenjar
II. Tanggal Praktikum : 17 Mei 2014
III. Tujuan Praktikum : Memperhatikan
bagian-bagian dari glandula sublingualis
IV. Dasar
Teori :
Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran, yang menyalurkan
sekresi hormonnya langsung ke dalam darah. Hormon tersebut memberikan efeknya
ke organ atau jaringan target. Beberapa hormone seperti insulin dan tiroksin
mempunyai banyak organ target. Hormon lain seperti kalsitonin dan beberapa
hormone kelenjar hipofisis, hanya memiliki satu atau beberapa organ target.[21]
Glandula
saliva atau kelenjar saliva organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang dapat
mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna
yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil
(mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva memiliki fungsi melicinkan
dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses penguyahan dan menelan
makanan.[22]
Kelenjar
ludah yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis dan sublingularis.
Kelenjar parotis yang terbesar, satu disebelah kiri dan satu disebelah kanan
dan terletak dekat di depan agak ke bawah telinga. Kelenjar submandibularis
nomor dua besarnya sesudah kelenjar parotis, terletak di bawah kedua sisi
tulang rahang, dan berukuran sebesar buah kenari. Kelenjar sublingualis adalah
yang terkecil, letaknya di bawah lidah kanan dan kiri.[23]
Kelenjar
hipofise menghasilkan hormone tropic dan non tropic. Hormon non tropic akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormone kelenjar sasaran sedangkan hormone
tropic akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of glan.[24]
Kelenjar
adrenal berfungsi melepaskan berbagai hormone ke dalam tubuh. Dua hormone
penting yang di lepaskan kelenjar adrenal adalah kostisol dan adrenalin.
Kelenjar adrenal juga berperan mempengaruhi organ reproduksi, berperan dalam
metabolismme, dan memproduksi respon system saraf simpatik. Kelenjar adrenal
terletak di atas ginjal.[25]
V. Alat dan Bahan :
a.
Alat:
1. Mikroskop
b.
Bahan:
1.
Glandula sublingualis (SD-22)
VI. Cara
Kerja :
1. Digambar
bagian-bagian dari glandula sublingualis ini yang meliputi acinus (sel-sel acinus, sel-sel mioepitel, serous
semilunaris), duktus intralobularis.
VII. Hasil Pengamatan:
Gambar : Kelenjar saliva mucos
Pembesaran : 100 x 10
|
Keterangan
|
|
1. Granula
2. Inti
sel
3. Bagian
basal sel
4. Lumen
|
Gambar : Kelenjar saliva seros
Pembesaran : 100 x 10
|
Keterangan
|
|
1. Inti
sel
2. Bagian
basal sel
3. Lumen
|
Gambar : Histologi kelenjar saliva
Pembesaran : 100 x 10
|
Keterangan
|
|
1. Bagian
basal sel
2. Inti
sel
|
Gambar
Hasil Pengamatan :
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan
hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa kelenjar eksokrin dalam mulut
menghasilkan air liur yang memiliki fungsi yaitu membahasi rongga mulut dan
isinya, memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan ekskresi zat, zat tertentu
seperti urea dan tiosinat dan mereabsorbsi natrium dan mengekresi kalium. Dalam
rongga mulut terdapat tiga kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis,
kelenjar submaxilaris dan kelenjar sublingualis.
Kelenjar saliva dibungkus oleh kapsula
jaringan ikat fibrous yang kaya akan serabut kolagen. Dari kapsula, kelenjar
septa yang menembus ke dalam kelenjar, dan membaginya atas lobules-lobulus.
Setiap lobulus terdiri dari unit-unit sekretoris atau asinus. Setiap asinus
memiliki lumen dan sel-sel berbentuk pyramidal. Kelenjar saliva ada yang
bersifat serous dan mukos. Selain itu juga terdapat pada manusia dan hewan.
Kelenjar ludah di dekat telinga,
disebut kelenjar glandula parotis. Menghasilkan ludah yang berbentuk air dan
mengandung enzim amylase, di rahang bawah terdapat glandula submaxilaris dan
glandula sublingualis, keduanya menghasilkan getah yang mengandung air dan
lender. Ludah dari hasil sekresi dari kelenjar parotis terdapat sebanyak 25 %.
Kelenjar submandibularis atau submaksilaris 70 % dan 5 % kelenjar
sublingularis. Ludah mengandung enzim amylase (pitialin) yang bekerja pada
suasana netral, enzim ini berfungsi untuk mengubah amilum menjadi glukosa.
IX. Kesimpulan :
1. Kelenjar
eksokrin dalam mulut menghasilkan air liur yang memiliki fungsi membasahi
rongga mulut.
2. Rongga
mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, submaxilaris
dan kelenjar sublingualis.
3. Kelenjar
saliva dibungkus oleh kapsula jaringan ikat fibrous yang kaya akan sarabut
kolagen.
4. Kelenjar
ludah di dekat telinga disebut kelenjar glandula parotis.
5. Ludah
mengandung enzim amylase yang bekerja pada suasana netral.
PERCOBAAN : VI
I.
Judul
Praktikum : Lingua
Tanggal
Praktikum : 17
Mei 2014
II.
Tujuan
Praktikum : Memperhatikan
bentuk dari papilla dan otot lidah
III.
Dasar
Teori :
Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot, permukaan lidah dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap
berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sensori yang
mempunyai tonjolan seperti rambut, permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan
(papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu:
papila bentuk benang, papila bentuk dataran, dan papila bentuk jamur.[26]
Tunas pengecap terdapat pada
parit-parit papila bentuk dataran, dibagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan dipermukaan papila berbentuk benang. Pengecap merupakan fungsi utama
taste buds dalam rongga mulut, namun
indera pembau juga sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur
makanan seperti yang di deteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut
dan keberadaan elemen dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf
nyeri juga berperan pada pengecap.[27]
Indera pengecap kurang lebih
terdiri dari 50 sel epitel yang termodifikasi, beberapa diantaranya disebut sel
susutentakular dan lainnya disebut sel pengecap. Sel pengecap terus menerus
digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel sekitarnya, sehingga beberapa
diantaranya adalah sel muda dan lainnya adalah sel matang yang terletak kearah
bagian tengah indera dan akan segera terurai dan larut. Ujung organ indera
pengecap disebut putting cita rasa terdiri dari sel-sel gustatory fusiform,
tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai dalam bentuk kelompok yang
menyerupai tong.[28]
Pengecapan adalah sensasi yang
dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang terutama terletak pada lidah
(terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecap pada lidah manusia) dan dalam jumlah
yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal dari epiglotis.
Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papila sirkumualata, papilla
foliota, papila fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu
lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor, kuncup kecap terdiri atas
sekurang-kurangnya 4 jenis sel yang dapat dikenali dengan mikroskop elektron.[29]
Pada
manusia, indera rasa pengecap merupakan hal yang sangat berarti, karena dengan
indera rasa pengecap tersebut dapat merasakan nikmat dan enaknya makanan serta
minuman. Sensasi rasa pengecap timbul akibat adanya zat kimia yang berikatan
pada reseptor indera rasa pengecap, yang kebanyakan terdapat dipermukaan lidah
dan palatum molle, hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah
larut dalam saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor.[30]
IV.
Alat
dan Bahan :
a.
Alat :
1. Mikroskop
b.
Bahan
:
1. Lingua (SD-5)
V.
Cara
Kerja :
1. Digambar
struktur umum dari lingua yang meliputi papilla valata dikelilingi sulcus
papillae (epitel pipih banyak lapis noncornificatum, gemma gustatoria pada
dinding sulcus papilae, glandula serosa diantara serabut otot.
2. Perhatikan
jenis sel lainnya (sel gustatoria dan sel basalis) dan beri nama masing-masing
bagian.
VI.
Hasil
Pengamatan :
Gambar : lidah
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
1. Papila filiform
2. Lingua aponerolis
3. Otot
transversal lidah
4. Otot vertikal
lidah
|
Gambar : Struktur Lidah
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
VII.
Pembahasan :
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa lidah merupakan massa dari otot-otot
skelet yang dilapisi oleh membrana mukosa. Permukaan lidah dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap
berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas kelompoksel sensori yang
mempunyai tonjolan seperti rambut, permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan
(papilla).
Pengamatan yang dilakukan dibawah mikroskop dengan
pembesaran ..... didapatkan Bagian
posterior dari permukaan atas lidah dipisahkan dengan bagian anteriornya oleh
batas yang membentuk huruf V, dibelakang atas ini permukaan lidah mempunyai
kelompok-kelompok limfatik disebut nodulus limfatikus dan tonsila lingualis,
papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel dan lamina propria ada 3 macam
papilae.
Papillae
filiformis (filum = benang) yang terdapat diseluruh permukaan lidah, bentuk
tonjolannya komikal, sangat banyak epithelnya tidak mengandung putik pengecap.
Papilae ini terdiri dari papilae primer dan papilae sekunder, tiap papilae
mengandung epitel dan lamina propria, epithelnya sering mengalami pertandukan,
terutama pada yang sekunder.
Papilae
fungiformis yang bentuknya menyerupai jamur, karena papilae ini mempunyai
tangkai yang sempit sedangkan bagian atasnya melebar. Papilae ini mengandung
putik pengecap, jumlahnya tidak sebanyak papilae filiformis, tetapi mereka
banyak dijumpai didaerah ujung lidah. Papilae primer merupakan bagian dalam
tengah dari papilae yang sekunder menembus sampai kebagian epitel, jenis
papilae fungiforis banyak dijumpai pada carnifora.
Papilae
valatae bentuknya besar, terbesar di sepanjang daerah v pada bagian posterior
lidah, papilae ini bnyak mengandung kelenjar mukos dan serous juga banyak
terdapat putik pengecap. Setiap papilae terdiri dari papilae primer dan
sekunder, pada akar lidah jarang dijumpai papilae, tetapi bnyak nodule limpatik
pada lapisan proprianya. Nodule tersebut sering disebut sebagai tonsila
lingualis, tonsila ini mempunyai germinal centre, diantara tonsila terdapat
alur yang disebut kripta.
VIII.
Kesimpulan :
1. Lidah
merupak massa dari otot-otot skelet yang dilapisi dari membrana mukosa.
2. Tunas
pengecap terdiri atas kelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti
rambut.
3. Permukaan
lidah dilapisi dengan lapisan epitellium yang banyak mengandung kelenjar
lendir.
4. Setiap
papilae terdiri dari papilae primer dan sekunder.
5. Papilae
fungiformis yang bentuknya menyerupai jamur.
PERCOBAAN
: VII
I. Judul Praktikum : Pengamatan Anatomi
Aves
II. Tanggal Praktikum : 20 Mei 2014
III. Tujuan Praktikum : Memperhatikan
struktur dan bagian-bagian dari sistem otot, sistem cerna, sistem pernapasan,
sistem urinasi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem peredaran darahnya.
IV. Dasar
Teori :
Aves merupakan chordata yang
tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah modifikasi dari sisik yang
ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh yang mencolok pada aves
adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk terbang.
Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia
yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Bulu-bulunya
disayap telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan tersusun rapat. Bulu-bulu
ini juga tersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara
tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi
semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara didalamnya. Tulang dadanya
tumbuh membesar dan memipih. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.[31]
Tubuh burung dibedakan atas
caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan
caudal (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan sayap yang terlipat seperti
huruf z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot
daging paha kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut
mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan
mandibula pada bagian bawah.[32]
Kelas aves memiliki
kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas yang mendahuluinya dalam hal: (1)
tubuh mempunyai penutup yang bersifat isolasi, (2) darah vena dan arteri
terpisah secara sempurna dalam sirkulasipada jantung, (3) pengaturan suhu tubuh,
(4) rata-rata metabolisme aves tinggi, (5) mempunyai kemampuan untuk terbang,
(6) suaranya berkembang dengan baik, (7) menjaga anaknya dengan baik dan cara
khusus.[33]
Adanya bulu pada burung
merupakan karakter spesifik yang menunjukkan jenis burung. Sayap merupakan
adaptasi dari burung yang jelas untuk terbang. Bulu adalah salah satu adaptasi
vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat. Bulu terbuat
dari keratin, protein yang juga menyusun rambut dan kuku pada mamalia dan sisik
pada reptilia. Selain dimanfaatkan sebagai peralatan terbang bulu juga dapat
dimanipulasi untuk mengontrol pergerakan udara disekitar sayap.[34]
Burung berkembang
biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih
keras karena berkapur. Burung ada pula yang memiliki cakar tajam untuk
mencengkram mangsanya, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek mangsa.
Tipe-tipe cakar ini merupakan adaptasi dari pengaruh habitat dan fungsinya.[35]
V. Alat dan Bahan :
a. Alat:
1. Gunting bedah
2. Pinset
3. Nampan bedah
4. Jarum pentul
b. Bahan:
1. Burung merpati (Columba livia)
2. Cloroform
3. Kapas
VI. Cara Kerja :
1.
Dibius burung
dengan cloroform, diperhatikan bagian-bagiannya.
2.
Dibasahi lebih
dahulu seluruh bulu atau seluruh badannya agar bulunya tidak beterbangan waktu
dicabut. Dicabut bulunya sampai bersih betul sehingga baru kelihatan bulu –bulu
halus yang disebut fitoplumae. Dicuci sampai bersih setelah dicabut bulunya.
Diletakkan punggungnya didalam bak preparat, diikat kedua kaki dan kedua tangan
(sayap) dengan benang. Direntangkan kedua kaki dan sayap pada masing-masing
lubang yang ada pada bak preparat. Dibuat toresan media pada kulit (daerah
ventral) dari depan sampai mandibula. Dilepaskan kulit dari otot-ototnya maka
akan terlihat jelas carina sterni yang merupakan pemisah antara M. Pectoralis
mayor sinister dengan M. Pectoralis dexter. M. pectoralis yang terlihat
berwarna merah itu adalah pectoralis mayor. Dilepaskan musculus dari organnya
dengan cara dibuat tulisan sejajar dengan crista sterni pada otot tersebut.
Dilepaskan otot bagian cranial dari tulang yang menghubungkan crista sterni
dengan sendi bahu, maka akan terlihat jelas M. pectoralis minor. Dibagian
caudal dilepaskan otot tersebut lebih lanjut dari sternum (tulang dada),
dibalikkan ke lateral, maka akan terlihat saccus axillaries di daerah sendi
yang memisahkan antara M. pectoralis mayor dan M. pektoralis minor.
3.
Dibersihkan kedua
musculus tersebut sehingga sternum terlihatlebih jelas, dibuka osternum
tersebut dengan hati-hati agar organ didalamnya tidak rusak. Dibuka otot perut
dengan gunting dan diteruskan ke cranial sehingga tulang rusuk terpotong.
Dilepaskan persendiannya tulang dada dengan tulang humerus (tulang lengan
atas), sehingga osternum terlepas. Diperhatikan jangan ada tulang yang
terpotong atau rusak, setelah osternum terbuka maka akan terlihat situs
viscerum (letak alat jeroan).
4.
Digambar semua
jeroan yang nampak, diperhatikan bentuk dan warnanya. Digambar susunan
organisasi dari semua sistem yang disebutkan diatas.
VII. Hasil
Pengamatan:
Gambar : Anatomi burung merpati (Columba
livia)
|
Keterangan
|
|
1. Mata
1. Paruh
2. Paru-paru
3. Esofagus
4. Ginjal
5. Tembolok
6. Empedal
7. Jantung
8. Hati
9. Usus halus
10. Pankreas
11. Kloaka
12. Tungkai
|
Gambar : Sistem urinaria merpati
|
Keterangan
|
|
1. Ginjal
2. Ureter
3. Uretra
4. Penampung ureter
|
Gambar : Sistem pencernaan merpati
|
Keterangan
|
|
1. Kerongkongan
2. Tembolok
3. Hati
4. Lambung kelenjar
5. Empedu (lambung otot)
6. Usus
7. Testis
8. Ginjal
9. Kloaka
|
Gambar : Sistem sirkulasi merpati
|
Keterangan
|
|
1. Paru-paru
2. Resplarobik
3. Vena pulmonalis
4. Arteri pulmonalis
5. Serambi kiri
6. Serambi kanan
7. Bilik kanan
8. Bilik kiri
9. Aorta
10.
Kapiler sistematik
|
Gambar : Sistem pernapasan merpati
|
Keterangan
|
|
1.
Kantong udara belakang
2.
Rongga pelintasan udara
3.
Kantong udara depan
4.
Udara segar
5.
Paru-paru
|
Gambar : Sistem reproduksi merpati jantan
|
Keterangan
|
|
1. Testis
2.
|
Gambar : Sistem reproduksi merpati betina
|
Keterangan
|
|
1.
Ginjal
2.
3.
|
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan
dapat diketahui bahwa, aves merupakan hewan yang memiliki bulu hampir diseluruh
tubuhnya. Aves juga merupakan hewan ovipar atau bertelur, bernafas dengan
paru-paru. Selain itu pada aves juga mempunyai sayap yang merupakan hasil
modifikasi dari extremitas anterior. Pada aves juga mempunyai paruh dan
tembolok.
Sistem otot pada burung merpati
diantaranya adalah otot pectoralis atau otot dada yang mengatur gerakan sayap,
dan otot ini juga memberikan kepakan sayap yang kuat untuk terbang. Otot
medialis (bawah) sampai pectoralis adalah supracoracoideus. Otot ini berfungsi
pada saat burung mengangkat dan menggepakkan sayap. Otot-otot kulit membantu
burung pada saat terbang dengan menyesuaikan arah bulu yang melekat pada otot
kulit dan membantu burung saat melakukan manuver penerbangan. Pygostyle yang
terletak pada bagian ekor yang mengontrol semua gerakan dibagian ekor.
Sistem pencernaan pada burung
merpati dimulai dari paruh yang berfungsi untuk mengambil makanan. Selanjutnya
masuk kedalam rongga mulut lalu menuju ke kerongkongan. Pada bagian bawah
kerongkongan terdapat tembolok yang berfungsi untuk menyimpan makanan. Kemudian
masuk ke lambung kelenjar yang berfungsi untuk mencerna secara kimiawi.
Selanjutnya masuk ke lambung pengunyah yang berfungsi untuk menghancurkan
makanan. Lalu menuju ke usus halus, usus besar, rektum dan berakhir di kloaka.
Usus halus pada burung lebih besar daripada usus besar.
Sistem pernapasan (respirasi) pada burung merpati dimulai dari
lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh. Udara yang masuk kemudian
menuju celah trakea yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea.
Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan dan bebentuk cincin dan bercabang
menjadi dua bagian pada bagian akhir trakea, yaitu bronkus kanan dan kiri.
Didalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang terhubung dengan
paru-paru. Akan tetapi pada saat terbang proses respirasi pada burung dibantu
oleh kantong udara.
Sistem urinasi pada burung
merpati dimulai dari ginjal, kemudian menuju ke ureter, lalu menuju ke vesica
urinaria. Selanjutnya menuju ke uretra dan berakhir di kloaka. Burung merpati
mempunyai sepasang ginjal yang bertipe metanefros. Ginjal pada burung merpati
terletak disebelah dorsal dan ujungnya buntu serta menerima filtrat dari darah.
Sistem reproduksi pada burung
merpati pada hewan jantan memiliki sepasang testis yang berbentuk oval dan
berwarna putih melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari
masing-masing testis berhubungan dengan saluran yang vans deferens yang sejajar
dengan ureter, kemudian baru ke kloaka. Sedangkan pada burung merpati yang
betina terdiri dari oviduk ovarium, tuba fallopi, osteum tuba, bursa fibri dan
berakhir di kloaka. Kloaka merupakan satu saluran dengan mempunyai tiga fungsi,
yaitu sebagai sistem pencenaan, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
Sistem peredaran darah
(sirkulasi) pada burung merpati merupakan sistem peredaran darah tertutup.
Darah yang dipompa oleh jantung dialirkan keseluruh tubuh dan kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Jantung pada burung merpati mempunyai 4 ruang,
yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Ventrikel pada burung merpati
lebih tebal daripada atrium. Hal ini disebabkan karena ventrikel berfungsi
untuk memompa.
X. Kesimpulan :
1. Sistem pencernaan pada burung
merpati dimulai dari paruh ® rongga mulut ® kerongkongan ® tembolok ® lambung kelenjar ® lambung pengunyah ® usus halus ® usus besar ® rektum ® kloaka.
2. Sistem pernapasan pada burung
merpati dimulai dari lubang hidung ® celah trakea ® faring ® trakea ® bronkus ®bronkiolus.
3. Sistem urinasi dimulai dari
ginjal ® ureter ® vesica urinaria ® uretra ® kloaka.
4. Burung merpati jantan mempunyai
sepasang testis, sedangkan burung merpati betina mempunyai ovum.
5. Sistem peredaran darah pada
burung merpati adalah sistem peredaran darah tertutup.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Jaringan
Epitel, Jakarta : Erlangga, 2005.
Cambell, dkk, Biologi
Edisi Kelima Jilid 2, Jakarta:Erlangga, 2003.
Campbell,
N, A, JB Reece & Mitchell, Biologi
Edisi Kelima Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2000.
Campbell., Biologi.
Jakarta: Erlangga. 2000.
Djuhanda., Analisa
Struktur Vertebrata Jilid 1, Bandung:
Armico, 2002.
Gerrit
Bevelander., Dasar-Dasar Histologi Edisi
8, Jakarta: Erlangga, 1990
Green.,
Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Bina Rupa Aksara, 2002.
Guyton Ac, Hall., Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2002.
Hala,
Yusminah., Biologi Umum 2, Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin Maskoeri., Sistematika
Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya, 2001.
Jasin, Maskoeri, Zoologi
Vertebrata, Surabaya : Sinar Wijaya, 1999.
Kimball., Biologi
Edisi Kelima Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 1999.
Koes Irianto, Sruktur
dan Fungsi Tubuh Manusia, Bandung : Yrama Widya, 2004.
Koes Irianto., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk
Paramedis, Bandung: Yrama Widya, 2007.
Lynda, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta:
EGC, 2000.
Mackkinnon, J., Panduan
Lapangan Pengenalan Burung-Burung Di Jawa Dan Bali, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.
Noviani, Rencana
Asuhan Keperawatan, Banjarmasin : Gramedia, 2011.
Pearce, E.C., Anatomi
Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: PT. Gramedia, 2000.
Slamet, dkk., Zoologi
Vertebrata. Palembang: FKIP MIPA UNSRI. 2007.
Soewono., Pengantar
Fisiologi Hewan. Jakarta: Direktorat Pendidikan. 2000.
Subowo.,
Histologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara,
1992.
Syaifuddin.,
Anatomi Fisiologi, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 1997.
Syaifuddin., Fungsi
Sistem Tubuh Manusia, Jakarta: Widya Medika, 2000.
Tim Dosen., Penuntun
Praktikum Taksonomi Vertebrata. Makassar: UIN. 2011.
Vol 1), hal. 29.
[17] Kus irranto., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Para
Media, (Bandung: CV. Yrama
Widya, 2007), hal. 2.
[21]Bagnara, Endokrinologi Umum, (Yogyakarta:
Airlangga, 2002), hal 34.
[22]Watson, Roger, Anatomi dan Fisiologi
Untuk Keperawatan Edisi 10,
(Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2002), hal 25.
[24] Rumohorgo,
Hotma., Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Endokrin, (Jakarta: EGC, 2001), hal 39.
[26] Campbell, N.A., Reace
& Mitchell., Biologi Edisi Kelima
Jilid 3, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal.
311.
[28] Kus irianto., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk
Paramedis, (Bandung: Yrama Widya, 2007), hal. 187.
[35] Mackkinnon,
J., Panduan Lapangan Pengenalan
Burung-Burung Di Jawa Dan Bali, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2003), hal. 103.
No comments:
Post a Comment